Kau Bilang Ini Cinta Terlarang, Tapi Kenapa Terasa Paling Benar
Lentera-lentera berbisik di permukaan Sungai Bulan. Cahayanya menari, memantulkan wajah seorang gadis, Lin Yue, yang terdampar di dunia roh. Ia tak ingat siapa dirinya, hanya secercah kenangan tentang dunia yang hilang, dunia manusia. Di sana, ia mati.
"Kematianmu adalah kelahiranmu yang baru, Yue'er," bisik bayangan yang memanjang dari pohon tua. Bayangan itu berbicara, membisikkan rahasia kuno yang terukir dalam ingatan bulan. Bulan, saksi bisu segala takdir, MENGINGAT NAMANYA.
Di dunia roh, Lin Yue bertemu dengan Pangeran Xiao Chen, penguasa istana kristal yang dingin. Matanya menyimpan kedalaman samudra, dan senyumnya—jarang sekali—mampu meruntuhkan tebing es. Xiao Chen tertarik pada Yue, pada aura asing yang menguar darinya, aura dunia manusia yang terlupakan.
Cinta mereka tumbuh di tengah larangan. Cinta antara manusia yang mati dan roh abadi, cinta yang dianggap TERLARANG. Tapi setiap sentuhan terasa benar, setiap tatapan terasa menggetarkan jiwa. Di bawah cahaya lentera yang menyala di air, mereka berjanji untuk melawan takdir.
Namun, ada sesuatu yang aneh. Mimpi Yue selalu sama: seorang wanita cantik dengan senyum yang dingin, berbicara tentang PENGORBANAN. Wanita itu mengaku sebagai dewi takdir, dan Yue adalah kuncinya.
"Kau adalah tumbal, Yue'er. Kematianmu di dunia lama membuka gerbang antara dunia manusia dan dunia roh," bisik dewi dalam mimpinya. "Xiao Chen mencintaimu, tapi cintanya adalah malapetaka bagi dunia roh."
Yue bingung. Apakah cinta mereka benar-benar terlarang? Atau ada kekuatan lain yang bermain-main dengan takdir mereka? Ia mulai menyelidiki masa lalunya, menelusuri jejak-jejak yang ditinggalkan oleh jiwanya di dunia manusia.
Ia menemukan sebuah kuil kuno, tersembunyi di balik air terjun. Di sana, terukir kisah tentang seorang dewi yang jatuh cinta pada manusia, dan mengorbankan segalanya untuknya. Dewi itu adalah dirinya, di kehidupan sebelumnya. Xiao Chen, adalah manusia yang dicintainya.
KEBENARAN MENGHANTAMNYA.
Xiao Chen tidak mencintainya. Ia mencintai reinkarnasi dewi, kekuatan dewi yang tersembunyi dalam dirinya. Ia memanipulasi takdir, menariknya ke dunia roh, hanya untuk mendapatkan kekuatan abadi.
Yue menghadapi Xiao Chen di istana kristal. "Kau bilang ini cinta terlarang, tapi kau hanya melihat dewi dalam diriku!"
Xiao Chen tertawa, tawa yang dingin dan tanpa emosi. "Cinta? Itu hanya alat. Kekuatanlah yang penting."
Pertempuran sengit terjadi. Yue, dengan kekuatan dewi yang mulai bangkit, melawan Xiao Chen. Ia melepaskan semua ilusi cinta, semua kebohongan yang telah dipercayainya. Akhirnya, ia berhasil mengalahkannya, memutus rantai takdir yang telah mengikatnya.
Namun, kemenangan itu pahit. Ia harus memilih: kembali ke dunia manusia, atau tinggal di dunia roh, sendirian. Ia memilih untuk kembali. Dunia roh bukanlah tempatnya. Ia adalah manusia, dengan kenangan tentang cinta dan pengkhianatan.
Sebelum meninggalkan dunia roh, ia menatap bulan. Bulan yang mengingat namanya, bulan yang menjadi saksi segalanya.
"Siapa yang mencintai, dan siapa yang memanipulasi? Pada akhirnya, hanya ECHO takdir yang tersisa."
Dan saat ia melangkah melewati gerbang antara dunia, ia membisikkan satu kalimat, sebuah mantra yang terukir dalam jiwanya: Biar ingatan ini membara, dan membuka jalan bagi takdir yang baru.
You Might Also Like: What Is Entrapment When Can Entrapment
0 Comments: